Permainan Papan dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Masyarakat

Permainan papan tradisional adalah jenis permainan rakyat yang merupakan warisan kebudayaan bangsa Indonesia.  Permainan ini tumbuh dan berkembang dalam masyarakat tertentu dan diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Permainan rakyat termasuk ke dalam 10 objek pemajuan kebudayaan yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. 

Permainan papan tradisional sesungguhnya tidak hanya mengandung unsur hiburan atau kesenangan semata. Sebagai permainan yang lahir, hidup, dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, permainan papan tradisional menjadi media transfer nilai-nilai positif yang diyakini oleh masyarakat setempat. 

Permainan papan tradisional umumnya dimainkan secara berpasangan atau berkelompok sehingga mampu mengasah kemampuan sosial melalui interaksi pemain. Permainan ini mengasah imajinasi karena cenderung memanfaatkan atau menggunakan alat yang ada di lingkungan sekitar tanpa harus membeli. Beberapa jenis permainan bahkan menggunakan media yang tidak paten, salah satunya adalah permainan mul-mulan. Pemain bisa menggambar segi empat di tanah, lantai, kertas, atau media lain yang mudah mereka dapatkan. Mereka juga mudah menggunakan bahan sederhana seperti kerikil, biji-bijian, potongan genting, serpihan batu bata, atau bahan lain mudah mereka dapatkan di sekitar.

Permainan papan tradisional melatih anak untuk memiliki daya pikir kritis dalam menyusun strategi. Kita ambil contoh dalam permainan mul-mulan, dakon, dam-daman, dan bas-basan sepur, semuanya membutuhkan pengaturan strategi yang tepat agar bisa memenangkan permainan. Tanpa strategi ia akan mudah dikalahkan oleh lawannya. Namun, dalam berstrategi ia juga harus menjunjung kejujuran. Hal ini menggambarkan bahwa bahwa dalam menjalankan hidup tidak boleh asal-asalan atau bertindak tanpa pemikiran terlebih dahulu. Karena jika salah langkah, maka akibatnya bisa fatal. Dalam bertindak harus hati-hati dan telah dipikirkan segala resiko dan kemungkinan akibat yang muncul dari keputusannya.

Permainan papan tradisional juga melatih anak untuk mematuhi aturan yang telah disepakati bersama. Setiap langkah atau tindakan memiliki aturan yang mengikat. Begitu pun dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan bermasyarakat tidak bebas aturan, setiap individu terikat oleh aturan sosial kemasyarakatan di mana ia tinggal.

Permainan tradisional biasanya sudah mulai dikenalkan kepada anak sejak ia kecil. Jika secara usia atau kemampuan bermain pemain belum bisa mengikuti teman lainnya, ada istilah pupuk bawang atau untul bawang yang memberikan hak istimewa kepada pemain tersebut mengikuti permainan tetapi tidak dibebani aturan permainan secara saklek. Ini adalah bentuk proses belajar. Ada masa belajar yang ia lewati sebelum sampai waktunya ia akan mampu memahami permainan bahkan mahir dalam memainkannya. 

Begitulah permainan papan tradisional tumbuh dan berkembang di masyarakat. Masyarakat tidak hanya sebagai pencipta permainan tetapi juga sebagai pewaris yang menjaga dan melestarikan agar nilai-nilai kearifan lokal tersebut tetap terjaga.

Related Posts

Permainan papan tradisional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya suatu negara, begitu juga bangsa Indonesia. Di berbagai daerah, permainan seperti dakon di Jawa,

Lorem ipsum dolor sit amet, qui no habemus inciderint, dicit affert scripserit an sit. Mea vocent aliquid molestie te, ad has blandit constituto. Mundi doctus

Lorem ipsum dolor sit amet, qui no habemus inciderint, dicit affert scripserit an sit. Mea vocent aliquid molestie te, ad has blandit constituto. Mundi doctus